Kami
memang terlihat seakan-akan tak memiliki hubungan khusus, kami memang
seringkali terlihat seakan-akan tak punya perasaan apa-apa. Padahal,
saat kami hanya berdua, perasaan itu membuncah dengan liarnya, rasa
cinta itu mengalir dengan derasnya. Tak ada oranglain yang tau bahwa
kami telah bersama, karena dia selalu berpendapat bahwa suatu hubungan
memang tak butuh publikasi berlebihan. Tapi menurutku, ini bukan hanya
sekedar publikasi yang dia ceritakan, nyatanya aku benar-benar
disembunyikan, nyatanya saat dia bersama teman-temannya, aku seakan-akan
tak pernah ada didekatnya, aku diperlakukannya seperti oranglain. Ada
rasa sakit yang sebenarnya diam-diam menyiksaku, tapi aku masih sulit
memutuskan tindakan yang harus kulakukan.
Memang,
didepannya aku tak pernah mempermasalahkan pengabaiannya, tapi justru
tindakan itulah yang mebuatku tersiksa dibelakangnya. Aku memang bahagia
saat bersamanya, tapi apa gunanya kalau dia hanya sanggup untuk
menyembunyikanku? Aku memang merasa hangat jika dalam peluknya, tapi apa
gunanya jika pelukan itu semu dan tak bisa terus menghangatkanku? Aku
terpaksa menunggu dihubungi lebih dulu, jadi dia akan datang padaku
ketika dia hanya membutuhkanku? Padahal aku merindukannya, padahal aku
ingin menghubunginya lebih dulu.
Aku seringkali merasa
bukan seseorang yang penting dalam hidupnya, karena memang dia jarang
memperlakukanku layaknya orang penting dalam hidupnya, padahal aku
selalu menganggap dirinya penting dalam hidupku, bahwa sebagian diriku
ada bersamanya. Lupakan makan bersama yang romantis, lupakan suasana di
bus yang menurutnya kami pasangan yang paling romantis di bus 7,
lupakan suasana malam pergantian tahun 2013 di kuta, Bali yang romantis,
lupakan gandengan tangan yang manis, lupakan boneka Winnie The Pooh
yang tersenyum dengan bengis, dia memang tak seromantis pria-pria
lainnya, dia memang selalu lupa untuk memperlakukanku layaknya wanita.
Mungkin, aku sudah terbiasa disakiti olehnya. Mungkin, perasaanku buta
akan cinta sesungguhnya, sehingga perlakuan yang menyakitkan pun tetap
kuanggap sebagai perlakuan yang membahagiakanku.
Dia
bahkan tak mempertegas status kita. Seringkali aku bertanya, inikah
cinta yang kucari jika dia hanya bisa menyakiti? Inikah dunia yang
kuharapkan jika aku merasa frustasi? Inikah hubungan yang akan
membahagiakanku jika dia tak pernah menganggapku ada dan nyata?
Apakah ini saatnya untuk melanjutkan, atau berhenti di tengah jalan?
16101103013.mhmdmchl.